Kesultanan Adal berdiri pada abad tahun 1420 M. Kesultanan Muslim itu berpusat di sebelah barat laut Somalia. pada masa kejayaannya, Kesultanan Adal sempat menguasai sebagian besar wilayah Ethiopia serta Somalia.
Di bawah kepemimpinan Sultan Ahmad bin Ibrahim Al-Ghazi, Kesultanan Adal pada tahun 1527 M berhasil menaklukan Ethopia dari kekuasaan Dinasti Solomonic. Sejarawan IM Lewis mengungkapkan, kekuatan pasukan kesultanan ini didukung oleh pasukan tentara yang berasal dari etnis Somalia.
Kesultanan Adal mampu bertahan hingga tahun 1560 M. Sebelum 1288, Adal merupakan sebuah provinsi Muslim yang berada dalam genggaman Dinasti Solomonic Kristen. Namun, kekuasaan dinasti Nasarani itu memudar setelah umat Islam di wilayah itu melakukan pemberontakan dan kemudian mendirikan kesultanan sendiri.
Kesultanan Shoa Menurut Ensiklopedi Brittanica, keberadaan Kerajaan Shoa, sudah lama disebutsebut dalam catatan-catatan sejarah kuno. Wilayah kekuasaan kerajaan itu terbentang antara dataran tinggi yang dihuni umat Kristiani dan pelabuhan-pelabuhan yang mayoritas didiami warga Muslim di kawasan laut Merah, antara abad ke-10 M dan ke-16 M.
Kerajaan Islam Shoa diperkirakan didirikan pada 896 M dan Walalah menjadi ibu kotanya. Kerajaan ini sempat bergabung dengan kesultanan Ifat pada akhir abad ke-13 M. Pada tahun 1528 M, Kerajaan Shoa diduduki oleh negara Muslim Adal dari timur dan kota kuno itu dihancurkan. Tahun 1856 M, wilayah Shoa dicaplok kekaisaran Ethiopia, namun berhasil direbut kembali oleh Manilek II. Tahun 1886 M, ia memilih kota yang sekarang dikenal dengan nama Addis Ababa sebagai ibukota kerajaannya. Ketika Menilek II menjadi kaisar untuk seluruh daratan Ethiopia pada 1889 M, Addis Ababa menjadi ibu kota Ethiopia.
Kesultanan Aussa
Kerajaan Aussa atau Awsa adalah sebuah kesultanan Islam di timur Ethiopia. Kesultanan yang biasa disebuat Afar itu berada di wilayah perbatasan Eritra dan Djibouti. Ini adalah pemerintahan monarki terkemuka di Afar. Kerajaan ini meredup pada tahun 1672 M.
Kesultanan Harar
Kerajaan Harar atau Harer berada di sebelah timur Ethiopia tepatnya di sebuah bukit yang jaraknya sekitar 500 km dari Addis Ababa. Sejak berdiri sebagai sebuah kesultanan, Harar menjadi kawasan perdagangan utama yang terhubung dengan jalur pedagangan Ethiopia serta Semenanjung Arab dan dunia luar lainnya.
Harar sangat terkenal dengan kopinya. Salah satu penguasa yang terkenal dari kesultanan itu adalah Ahmad bin Ibrihim al- Ghazi. Pada abad ke-16, M, Al-Ghazi melakukan perluasan kekuasaannya dan menjadi ancaman bagi imperium Kristen Ethiopia. Penggantinya adalah Emir Nur ibnu Mujadid. Pada masa kekuasaannya dibangun tembok setinggi empat meter yang mengelilingi Harar. Abad ke-16 merupakan puncak kejayaan kesultanan ini.
Kesultanan Ifat
Ifat merupakan kesultanan Muslim yang berada di sebelah timur Shewa. Sejarawan Al-Umari mencatat kesultanan ini berada di dekat pantai Laut Merah. Jumlah tentaranya mencapai 15 ribu pasukan kuda dan 20 ribu tentara infanteri. Saat kejayaannya, Kesultanan Ifat menguasai jalur perdagangan yang strategis. Inilah yang membuat Ifat sempat menjadi pusat perdagangan di Ethiopia.
Di bawah kepemimpinan Sultan Ahmad bin Ibrahim Al-Ghazi, Kesultanan Adal pada tahun 1527 M berhasil menaklukan Ethopia dari kekuasaan Dinasti Solomonic. Sejarawan IM Lewis mengungkapkan, kekuatan pasukan kesultanan ini didukung oleh pasukan tentara yang berasal dari etnis Somalia.
Kesultanan Adal mampu bertahan hingga tahun 1560 M. Sebelum 1288, Adal merupakan sebuah provinsi Muslim yang berada dalam genggaman Dinasti Solomonic Kristen. Namun, kekuasaan dinasti Nasarani itu memudar setelah umat Islam di wilayah itu melakukan pemberontakan dan kemudian mendirikan kesultanan sendiri.
Kesultanan Shoa Menurut Ensiklopedi Brittanica, keberadaan Kerajaan Shoa, sudah lama disebutsebut dalam catatan-catatan sejarah kuno. Wilayah kekuasaan kerajaan itu terbentang antara dataran tinggi yang dihuni umat Kristiani dan pelabuhan-pelabuhan yang mayoritas didiami warga Muslim di kawasan laut Merah, antara abad ke-10 M dan ke-16 M.
Kerajaan Islam Shoa diperkirakan didirikan pada 896 M dan Walalah menjadi ibu kotanya. Kerajaan ini sempat bergabung dengan kesultanan Ifat pada akhir abad ke-13 M. Pada tahun 1528 M, Kerajaan Shoa diduduki oleh negara Muslim Adal dari timur dan kota kuno itu dihancurkan. Tahun 1856 M, wilayah Shoa dicaplok kekaisaran Ethiopia, namun berhasil direbut kembali oleh Manilek II. Tahun 1886 M, ia memilih kota yang sekarang dikenal dengan nama Addis Ababa sebagai ibukota kerajaannya. Ketika Menilek II menjadi kaisar untuk seluruh daratan Ethiopia pada 1889 M, Addis Ababa menjadi ibu kota Ethiopia.
Kesultanan Aussa
Kerajaan Aussa atau Awsa adalah sebuah kesultanan Islam di timur Ethiopia. Kesultanan yang biasa disebuat Afar itu berada di wilayah perbatasan Eritra dan Djibouti. Ini adalah pemerintahan monarki terkemuka di Afar. Kerajaan ini meredup pada tahun 1672 M.
Kesultanan Harar
Kerajaan Harar atau Harer berada di sebelah timur Ethiopia tepatnya di sebuah bukit yang jaraknya sekitar 500 km dari Addis Ababa. Sejak berdiri sebagai sebuah kesultanan, Harar menjadi kawasan perdagangan utama yang terhubung dengan jalur pedagangan Ethiopia serta Semenanjung Arab dan dunia luar lainnya.
Harar sangat terkenal dengan kopinya. Salah satu penguasa yang terkenal dari kesultanan itu adalah Ahmad bin Ibrihim al- Ghazi. Pada abad ke-16, M, Al-Ghazi melakukan perluasan kekuasaannya dan menjadi ancaman bagi imperium Kristen Ethiopia. Penggantinya adalah Emir Nur ibnu Mujadid. Pada masa kekuasaannya dibangun tembok setinggi empat meter yang mengelilingi Harar. Abad ke-16 merupakan puncak kejayaan kesultanan ini.
Kesultanan Ifat
Ifat merupakan kesultanan Muslim yang berada di sebelah timur Shewa. Sejarawan Al-Umari mencatat kesultanan ini berada di dekat pantai Laut Merah. Jumlah tentaranya mencapai 15 ribu pasukan kuda dan 20 ribu tentara infanteri. Saat kejayaannya, Kesultanan Ifat menguasai jalur perdagangan yang strategis. Inilah yang membuat Ifat sempat menjadi pusat perdagangan di Ethiopia.
hri, REPUBLIKA
Posting Komentar