Kehormatan negara tercoreng ketika terungkap beberapa pejabat hukum diduga telah menerima suap. Bukan hanya negara dan instansi tempat pejabat itu ditempatkan yang tercoreng, tapi juga pribadi yang bersangkutan.
Adalah pasti bahwa dalam hati nurani manusia, hidup berarti hidup secara terhormat. Islam menilai bahwa suatu kehidupan yang tak disertai kehormatan sama sekali bukanlah kehidupan. Sebaliknya, ia adalah kematian yang lebih pahit dari kematian alamiah. Dan, seseorang yang menghargai kehormatannya sendiri hendaknya meninggalkan kehidupan yang rendah dan tercela.
Dalam Islam, kita akan banyak mendapati ayat Alquran dan hadis Nabi SAW tentang keharusan berbuat jujur. Menurut Islam, seseorang yang adil jika punya kemampuan ilmiah, dia bisa menjadi hakim, gubernur, atau pemegang jabatan lain yang mengemban tanggung jawab di masyarakat.
Islam yang menghormati hak-hak kepemilikan, memberikan penilaian yang tinggi terhadap mereka yang memperoleh harta secara terhormat, dan dari hasil kerja keras serta memanfaatkannya untuk kemaslahan umat. Banyak hadis Nabi memuji sahabat beliau yang kaya raya, seperti Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqas. Nabi memuji mereka karena dengan meningkatnya kekayaan, kepedulian sosial mereka juga makin tinggi.
Allah berfirman, ''.... Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan, apa saja harta yang baik yang kami nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dianiaya.'' (QS Albaqarah [2]: 272).
Menurut Islam, bukan harta yang menjadi penyebab timbulnya kejahatan, tapi keserakahan dan pendewaan akan harta. Ada orang yang mendapatkan harta dengan cara yang halal, ada juga yang mendapatkannya dengan jalan pintas dan menabrak semua rambu-rambu agama dan kepatutan.
Sesungguhnya, kita dapat menyaksikan perbedaan yang nyata antara dua orang; orang yang amin (dapat dipercaya) dan orang yang khain (pengkhianat). Orang yang amin adalah tempat kepercayaan dan penghormatan manusia, orang yang khain adalah pusat kemarahan dan penghinaan mereka.
Pemikir Islam, Sayid Jamaluddin Al-Afghani berkata, ''Adalah jelas diketahui bahwa kelangsungan jenis manusia didasarkan pada muamalat dan pertukaran manfaat kerja. Ruh keduanya adalah amanah.'' Mari kita berkaca!
sumber : REPUBLIKA
Posting Komentar